WARTASINTANG.COM - Bupati Sintang dr. H. Jarot Winarno membuka gawai adat Dayak Lebang Nado, Dusun Bangkor, Desa Pengkadan Sungai Rupa pada Sabtu sore, 27 Juli 2019. Pembukaan gawai ditandai dengan pemukulan gong oleh Bupati Sintang.
Hadir pada kegiatan tersebut anggota DPRD Kabupaten Sintang Florensius Roni, Subendi Camat Dedai serta perangkat Desa Pengkadan Sungai Rupa.
Dihadapan masyarakat Dayak Lebang Nado, Bupati Sintang mengajak masyarakat agar untuk bersama sama memajukan daerah dengan menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang ada di desa Pengkadan Sungai Rupa. “Kita menjalin keakraban antar sesama warga desa dan momen gawai ini cocok untuk saling dekat dan akrab sehingga mampu saling bekerjasama membangun kampung atau desa kita ini”, pesan Bupati Sintang.
“Seperti kita ketahui, daerah kita ini khususnya Desa Pengkadan Sungai Rupa dan Hulu Dedai masih banyak potensi pertanian yang luar biasa yang bisa kita olah dan kita kembangkan seperti karet, cabe, dan padi hitam, dan padi merah yang bisa menjadi komoditas unggulan desa kita”, terang Bupati Sintang.
“Jadi fokus utama kita selaku pemerintah daerah adalah membangun infrastruktur jalan. Kita ketahui jalan di setiap desa di Kecamatan Dedai belum memadai sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi di desa. Inilah yang menjadi penghambat utama bagi kita karena karena konektivitas antar dusun yang ada di Desa Pengkadan Sungai Rupa ini terhambat sehingga harga komoditas anjlok dan tidak mampu bersaing harga dengan daerah lain”, tambah Bupati Sintang.
“Setelah pemerintah membangun jalan ini nanti, mari kita lebih giat bercocok tanam, menjaga kebun dan tanaman kita supaya lebih unggul dan mampu bersaing harga dengan daerah lain. Dengan demikain kita mampu memenuhi kebutuhan ekonomi desa kita. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama dalam membangun infrastruktur jalan yang menjadi penghubung dari dusun, desa ke desa dan ke kecamatan. Jika jalan kita bagus saya yakin pertumbuhan ekonomi di daerah kita akan tumbuh lebih baik”, pesan Bupati Sintang.
Sementara itu, Yunusno selaku Ketua Dewan Adat Dayak Kecamatan Dedai menyampaikan bahwa gawai adalah budaya kita sebagai Suku Dayak yang selalu kita gelar setiap tahunnya. “Gawai adat Dayak ini kita lakukan untuk menginggatkan dan mengucap rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan panen dan hasil pertanian atau kebun kita. Atau lebih tepatnya kita menyambut tahun atau musim berladang. Habis panen padi kita lakukan maka musim berladang akan segera kita mulai lagi. Dengan bersyukur kepada Tuhan, kedepan kita harapkan hasil panen lebih baik lagi”, terang Yunusno.
“Gawai adat Dayak bukan untuk kita bergembira ria dengan mengunakan musik, atau bersenang-senang, akan tetapi lebih ke arah menumbuhkan atau melestarikan nilai adat dan tradisi lama kita sebagai suku Dayak. Kita memperkenalkan budaya kepada generasi penerus kita yang ada di desa dan dusun. Harapannya generasi muda kita tidak melupakan adat dan tradisi leluhur yang sudah dari puluhan tahun lalu”, tambah Yunusno.
Hadir pada kegiatan tersebut anggota DPRD Kabupaten Sintang Florensius Roni, Subendi Camat Dedai serta perangkat Desa Pengkadan Sungai Rupa.
Dihadapan masyarakat Dayak Lebang Nado, Bupati Sintang mengajak masyarakat agar untuk bersama sama memajukan daerah dengan menjaga nilai-nilai kearifan lokal yang ada di desa Pengkadan Sungai Rupa. “Kita menjalin keakraban antar sesama warga desa dan momen gawai ini cocok untuk saling dekat dan akrab sehingga mampu saling bekerjasama membangun kampung atau desa kita ini”, pesan Bupati Sintang.
“Seperti kita ketahui, daerah kita ini khususnya Desa Pengkadan Sungai Rupa dan Hulu Dedai masih banyak potensi pertanian yang luar biasa yang bisa kita olah dan kita kembangkan seperti karet, cabe, dan padi hitam, dan padi merah yang bisa menjadi komoditas unggulan desa kita”, terang Bupati Sintang.
“Jadi fokus utama kita selaku pemerintah daerah adalah membangun infrastruktur jalan. Kita ketahui jalan di setiap desa di Kecamatan Dedai belum memadai sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi di desa. Inilah yang menjadi penghambat utama bagi kita karena karena konektivitas antar dusun yang ada di Desa Pengkadan Sungai Rupa ini terhambat sehingga harga komoditas anjlok dan tidak mampu bersaing harga dengan daerah lain”, tambah Bupati Sintang.
“Setelah pemerintah membangun jalan ini nanti, mari kita lebih giat bercocok tanam, menjaga kebun dan tanaman kita supaya lebih unggul dan mampu bersaing harga dengan daerah lain. Dengan demikain kita mampu memenuhi kebutuhan ekonomi desa kita. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama dalam membangun infrastruktur jalan yang menjadi penghubung dari dusun, desa ke desa dan ke kecamatan. Jika jalan kita bagus saya yakin pertumbuhan ekonomi di daerah kita akan tumbuh lebih baik”, pesan Bupati Sintang.
Sementara itu, Yunusno selaku Ketua Dewan Adat Dayak Kecamatan Dedai menyampaikan bahwa gawai adalah budaya kita sebagai Suku Dayak yang selalu kita gelar setiap tahunnya. “Gawai adat Dayak ini kita lakukan untuk menginggatkan dan mengucap rasa syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan panen dan hasil pertanian atau kebun kita. Atau lebih tepatnya kita menyambut tahun atau musim berladang. Habis panen padi kita lakukan maka musim berladang akan segera kita mulai lagi. Dengan bersyukur kepada Tuhan, kedepan kita harapkan hasil panen lebih baik lagi”, terang Yunusno.
“Gawai adat Dayak bukan untuk kita bergembira ria dengan mengunakan musik, atau bersenang-senang, akan tetapi lebih ke arah menumbuhkan atau melestarikan nilai adat dan tradisi lama kita sebagai suku Dayak. Kita memperkenalkan budaya kepada generasi penerus kita yang ada di desa dan dusun. Harapannya generasi muda kita tidak melupakan adat dan tradisi leluhur yang sudah dari puluhan tahun lalu”, tambah Yunusno.
0 Komentar