Dewan Menilai Pemkab Sintang Hobi Bangun Pasar, Tapi Sepi Pedagang


www.wartakapuas.com -SINTANG :  Pasar merupakan tempat utama dalam perputaran roda perekonomian suatu negara, pasar menjadi tempat berjalannya kegiatan atau aktivitas perekonomian seperti produksi, konsumsi maupun distribusi. Selain itu pasar juga bisa menjadi tempat berkumpulnya manusia untuk mencari kebutuhannya, melaksanakan ego dan pengertian motif ekonomi yang mereka miliki. 

Dan yang paling penting dalam perekonmomian karena pasar menjadi pusat kegiatan ekonomi dalam suatu negara, tanpa adanya pasar maka perekonomian negara akan terganggu bahkan tidak bisa berkembang. 

Hal ini bisa terjadi karena pasar merupakan sebuah benda yang mati namun hidup, hidup dengan segala kegiatan dan aktivitas di dalamnya yang tentunya mampu mendatangkan dan menghadirkan sebuah kebaikan, kemudahan dan keuntungan bagi semua pihak.

Demikian dipaparkan anggota komisi B, DPRD Sintang, Hamzah Sofian, Kamis (9/5) ketika ditanyakan terkait keberadaan Pasar Tradisional Junjung Buih yang kondisinya kurang termanfaat dengan baik, khususnya dilantai atas yang hingga kini tidak sama sekali diminati pedagang.

"Sangat disayangkan, bangunan yang megah akhirnya terbengkalai karena dua lantai yang ada sama sekali tak diminati para pedagang. Kalau bicara anggaran, miliaran uang untuk membangunnya. Bukan hanya Junjung Buih, pasar Kapuas Raya pun sepertinya sudah akan menyusul karena masih banyak yang tidak terisi," ujarnya.

Menurut Hamzah, pihak pemerintah sebenarnya sejak awal seharusnya memiliki kajian jelas soal pembangunan pasar.

"Artinya begini, apakah sekelas pasar tradisional, cocok bangunan yang dibuat tersebut bertingkat. Tujuannya memang baik untuk mengumpulkan pedagang dalam satu bangunan," katanya.

Lanjutnya, pihak terkaitpun sepertinya kurang tegas. Justru, sekarang disekitar halaman Junjung Buih yang seharusnya dijadikan areal parkir sekarang malahan dibangun lapak-lapak yang semakin membuat kumuh keadaan.

"Jika dulu awalnya para pedang sayur yang ditempatkan dilantai dua mengeluh karena ada pedagang yang memilih pindah ke luar areal bangunan ya ditindak dan ditambah lagi mereka yang berjualan dengan mobil juga harus ditindak. Tapi justru terjadi pembiaran," ungkapnya.

Dirinya juga mengkritisi langkah pemerintah yang kembali membangun pasar di Sungai Ana. Dirinya khawatir akan terjadi nasib yang sama, seperti pasar Junjung Buih dan Pasar Serejo.

"Pasar Serejo contohnya, dari belasan lapak yang ada hanya 4 pedagang saja yang ada. Inikan miris. Seharusnya tak perlu membangun pasar baru, akan tetapi manfaatkan yang sudah ada," tandasnya. (phs)


Posting Komentar

0 Komentar